FILSAFAT PANCASILA
A.
PENGERTIAN
DAN PEMBIDANGAN PANCASILA
Sering
dikatakan bahwa filsafat merupakan bidang yang ribet dan sulit dipahami, atau
kerjaan orang yang kurang kerjaan. Kesan tersebut tidak sepenuhnya benar,
karena dalam kehidupan sosial sehari-hari sebenarnya secara sadar setiap
manusia tidak dapat terhindar dari kegiatan berfilsafat.
Kesadaran
tersebut dapat kita amati dari cara pandang manusia di sekitar kita. Jika
seseorang (terlalu) mengagungkan materi dalam kehidupannya, berarti ia menganut
filsafat materialisme.
Begitu juga jika seseorang begitu
memandang tinggi kenikmatan dan kesenangan duniawi, maka ybs berarti menganut
filsafat hedonisme.
•
Secara Etimologi : Filsafat merupakan
terjemahan dari kata “philosophia” (bahasa yunani), yang berarti cinta akan
kebijaksanaan. Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan
•
Dalam bahasa lain, filsafat dikenal dengan
istilah “philosophy” (Inggris), “philosophie” (Prancis dan Belanda), dan
“falsafah” (Arab), sedangkan orangnya disebut filsuf/ filosof/ philosophus yang
artinya pecinta kebijaksanaan .
Menurut sejarah , Socrates-lah yang
pertama-tama menyebut diri sebagai philosophus, yakni sebagai protes terhadap
kaum terpelajar yang menamakan diri mereka sophist (bijaksana).
Sebagai protes kesombongan mereka
itu Socrates lebih menyebut diri sebagai philosophus (pecinta kebijaksanaan).
Bagaimana awal
filsafat mencari kebijaksanaan ???
Bermula dari keheranan yang dimiliki
manusia yang bersifat intelektual dan kerohanian. Keheranan tersebut baru bisa
dikatakan sebagai filsafat sebelum ada upaya untuk mencari jawaban atas
pertanyaan keheranan dan rahasianya.
Keheranan yang berbentuk rasa ingin
tahu yang diikuti pertanyaan yang kemudian akan menghasilkan pengetahuan yang
merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh
keyakinan kesadaran dalam menghadapi objek yang ingin di kenal.
•
Kegiatan kefilsafatan = merenung.
•
Perenungan kefilsafatan = percobaan
untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang menandai untuk
memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri.
Hubungan
filsafat dan agama,(Al-kindi)
Ø bahwa
yang paling luhur dan mulia di antara segala seni manusia adalah filsafat yang
bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu
sendiri.
Ø agama
dan falsafat memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu kebenaran. Yang
membedakan hanyalah jalan untuk mencapai tujuan tersebut.
Agama : mutlak oleh pemeluknya
lantaran berasal dari Tuhan, falsafah : lebih bersifat relatif.
ONTOLOGI :
mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada.
Ontologi,
terdapat dua bagian penting :
Ø Metafisika
umum, yang mempersoalkan hakikat yang ada secara umum.
Ø Metafisika
khusus, yang mempersoalkan hakikat yang ada pada tiga bagian penting berikut ;
a.
Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat
alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia.
b.
Antropologi, yang mempersoalkan hakikat
manusia
c.
Teologi, yang mempersoalkan hakikat
Tuhan, yang merupakan konsekuensi terakhir dari pandangan filsafat.
Jumat, 16 November 2012
|
0
komentar
|
0 komentar:
Posting Komentar